Langsung ke konten utama

Harga Teman

Siapa bilang harga teman mahal?

Banyak kasus yang dianggap merugikan hanya karena kalimat "Kita kan teman,"

Karena harga itu jugalah, rasa saling menghargai juga semakin murah bahkan tak ternilai.

Misalnya, kamu meminta tolong kepada temanmu, menggunakan jasanya, dan setelah dia memberikan jasanya padamu, lalu kamu sudah menganggapnya selesai karena kamu sudah mendapatkan apa yang kamu mau tanpa kata terimakasih. Apakah harga teman itu kamu hargai? Yang ada malah tak berharga sama sekali.

Bukan karena dia tidak ikhlas atau terlalu berlebihan menuntut untuk dihargai. Tapi cobalah berpikir, jika yang meminta jasanya adalah orang lain yang BUKAN TEMANnya, dia akan mendapatkan ucapan terimakasih bahkan mendapatkan hadiah atau uang untuk membayar jasanya tersebut. Bisa jadi.

Tapi kamu? Berterimakasih saja tidak. Dia sudah susah-susah memberikan yang terbaik yang kamu minta, supaya kamu bisa mendapatkan apa yang kamu mau. Tapi temanmu itu sama sekali tak mendapat apa yang seharusnya dia dapat dari teman macam kamu.

Mungkin kamu berpikir, "Alah, pekerjaan itu sudah tiap hari dia kerjakan, dan itu juga sangat mudah untuk dia lakukan,". Lalu seberapa sulitnya untuk kamu mengucapkan kata terimakasih?

Jasa apapun itu, entah membantumu mengerjakan soal, fotografi, editing, mengetik, mencarikanmu sesuatu, membantumu memecahkan masalahmu, mengantarmu, apapun itu, kamu sudah menggunakan jasanya.

Dari sekarang, ucapkan kata terimakasih untuk apapun yang temanmu lakukan untukmu, sekecil apapun, itu sudah menunjukkan bahwa kamu menghargai kemampuannya dan membantunya untuk lebih maju lagi.

Jangan karena dia adalah temanmu sejak lama atau bahkan sahabat terbaikmu, kamu bisa menggunakan jasanya sesukamu. Saling menghargai itu penting, misalnya hanya mengucapkan terimakasih. Karena kata terimakasih itu, adalah sebuah kata yang mudah dan murah, namun bisa membuat harga pertemananmu menjadi mahal:)

Thx a lot
- hafidhohasna

Komentar

  1. itu terjadi dikeseharian, semoga kita dapat melakukannya setiap waktu, seperti halnya tolong ketika ingin meminta bantuan, mohon maaf bila melakukan kesalahan serta berterima kasih setelah menerima atensi oleh orang lain

    BalasHapus

Posting Komentar

Boleh Singgah

“SISA NAFAS”

-Sudut Pandang Aku, Pemeran Utama Pelaku Utama- Suara ayunan yang berdecit semakin menambah suasana sendu di taman ini, satu-satunya ayunan yang berpenghuni diantara ayunan-ayunan yang lain. Taman yang sepi dan matahari yang sudah dipenghujung barat tak membuatku untuk beranjak dan pulang. Kilauan mataku yang berbinar sudah dari tadi meredup, tergantikan oleh cairan bening yang mengalir membasahi kedua pipiku. Suatu penyesalan yang muncul dalam benakku, sehingga membuatku terdiam melamun memikirkan suatu hal, hal yang bisa membuat orang yang ku kasihi tak menyayangiku lagi. “Aku merindukanmu, kak. Apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu seperti dulu? Yang selalu ada untuk membuatku tertawa. Andai aku bisa mengatakan, pasti akan kukatakan dari dulu, tapi aku tak mau membuatmu cemas.” Lirihku disela kesenduanku. “Tiara!” Aku tersentak kaget ketika sebuah suara yang amat keras memanggil namaku dari belakang ayunan yang aku duduki, aku menoleh kaget ketika seorang pemuda sudah be...

Ramadhan, Lebaran, Juga Nastar yang Tak Sama.

“Halo?” Beberapa tahun belakangan, dua puluh hari pertama Ramadhan aku makan sahur ramai-ramai sama teman, Bay. Terus sepuluh hari berikutnya, sambil nonton ceramah da’i yang lagi ikut lomba di TV sama keluarga aku, makannya juga sambil ngantuk-ngantuk, soalnya kalau di rumah itu kasurnya punya daya tarik berkali-kali lipat dari tempat manapun. Habis sahur terus salat jamaah subuh diimamin Abah aku di musala rumah, terus aku sama adik pasti lanjut tidur sampai siang. “Kamu lagi apa, Bay? Udah buka puasa?” “Disini maghribnya kurang 13 menit lagi,” “Di Malang udah dari 10 menit yang lalu, ini aku lagi buka,” Yang jadi favorit saat buka puasa itu takjil bikinan Ibu aku, tiap hari ganti-ganti terus, kadang es degan ditambah susu, kadang es teler, es buah, kolak pisang, tapi yang paling favorit aku tetep es degan, sih. Soalnya degannya dari pohon samping rumah, yang manjat Abah aku, dulu di rumah ada dua pohon kelapa, sekarang cuma sisa satu. Puas banget balas dendam pas buk...

Ketika Jatuh Cinta, Namun Tak Lagi Untukku.

Di sebuah platform sosial mediaku, 2 hari lalu aku mendapat sebuah shoutout anonym , yang pertanyaannya kurang lebih begini, “Jika kamu menyayangi seseorang bahkan tidak bisa berhenti peduli padanya, sedangkan orang itu justru menyayangi 2 perempuan atau lebih dalam hidupnya, kamu akan apa di posisi itu?” Aku berpikir sejenak, menarik napasku berat sebelum menjawab shoutout tersebut, ingatankan berputar pada kisahku dua tahun ke belakang—hingga saat ini, karena saat ini pun aku juga berada dalam posisi serupa. Lucunya, dengan orang yang berbeda. Dua tahun lalu, aku memulai hubungan dengan salah satu partner kerjaku, proses pdkt kami tidak lama, namun aku lupa sejak kapan aku mulai benar-benar menyayanginya, karena yang aku tau, rasa itu hadir karena setiap harinya dia selalu berusaha untuk menumbuhkan rasa sayangku padanya, “ Aku bakal bikin kamu juga sayang sama aku, kek aku yang sayang kamu, ” ucapnya dari seberang telpon sana, iya, kami long distance relationship . Sebenarnya a...